Selasa, 11 Februari 2020

PERAN ETNOMATEMATIKA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH


Pembelajaran merupakan suatu aktivitas yang dilakukan dalam rangka membangun interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan sumber belajar, dan siswa dengan lingkungan belajarnya (Daryanto, 2014). Dalam hal ini guru dan siswa mempunyai peran masing-masing supaya tujuan pembelajaran dapat terwujud. Guru berperan sebagai fasilitator sedangkan siswa berperan dalam mengkonstruk pengetahuannya sendiri sehingga akan terjadi suatu proses perolehan ilmu dan pengetahuan. Banyak ilmu dan pengetahuan yang harus dikuasai oleh siswa melalui pembelajaran, salah satunya adalah matematika.
Matematika  merupakan  ilmu  yang secara umum mendasari  perkembangan teknologi  modern serta mempunyai  peran  penting  dalam  berbagai  disiplin  ilmu dan dalam memajukan  daya  pikir  manusia  (Permendiknas No.  22  Tahun  2006). Matematika merupakan ilmu yang penting dalam menunjang kehidupan dan kegiatan manusia sehari-hari. Sesuai dengan pendapat (Freudenthal, 1991) bahwa matematika merupakan aktivitas manusia dan harus dikaitkan dengan realitas. Sehingga matematika merupakan suatu proses yang dibangun oleh siswa yang dimulai dari pembelajaran matematika, kemudian dilanjutkan dengan implementasinya dalam kehidupan siswa sehari-hari. Pembelajaran  matematika  merupakan  proses  dimana  siswa  secara  aktif mengkonstruksi  pengetahuan  matematika (Fitri, 2014). Konstruksi pengetahuan akan lebih mudah jika berangkat dari pengalaman nyata yang dekat dengan siswa, terkait dengan realitas, mudah dibayangkan (imagineable), berwujud suatu kegiatan dan kebiasaan yang sering dilakukan di lingkungan atau daerah sekitarnya. Dengan memberikan konten yang relevan dan bermakna dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk merefleksikan dan mengintegrasikan pembelajaran mereka dalam konteks yang lebih besar (Rathburn, 2015).
Proses belajar dengan mengkonstruk pengetahuannya sendiri akan lebih bermakna apabila dalam proses pembelajaran matematika mengkaitkan dengan budaya yang ada di sekitar siswa (Peni, 2019). Dengan mengintegrasikan budaya ke dalam mata pelajaran matematika, diharapkan pembelajaran menjadi lebih bermakna dan membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman mereka dalam belajar matematika. Keterampilan matematika yang dipelajari siswa di sekolah tidak dibangun secara logis berdasarkan pada struktur kognitif abstrak, melainkan dibentuk dari kombinasi pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh sebelumnya dan input budaya baru (Rosa & Clark, 2011). Matematika merupakan hasil refleksi pemikiran manusia, matematika dapat dikatakan sebagai hasil akal (budi) dan usaha (daya) manusia. Bishop (Ernest, 2013) menegaskan bahwa matematika dipandang sebagai produk budaya yang dikembangkan melalui berbagai aktivitas, seperti menghitung, menempatkan, mengukur, merancang, bermain, dan menjelaskan. Setiap orang dalam keseharian disadari atau tidak melakukan aktivitas tersebut, lebih jauh dapat dikatakan bawa matematika dekat dengan kehidupan sehari-hari. Aktivitas tersebut merupakan aktivitas yang umum dilakukan oleh setiap orang. Dengan demikian matematika sebagai pengetahuan budaya diturunkan dari aktivitas tersebut dalam satu cara tertentu (sikap) sadar dan terus menerus.
Matematika sangat erat kaitannya dengan budaya, hubungan antar keduanya lebih dikenal dengan etnomatematika. Etnomatematika ditempatkan sebagai bentuk set persimpangan antara antropologi budaya dan matematika institusional dan menggunakan pemodelan matematika untuk memecahkan masalah dunia nyata dan menerjemahkannya ke dalam sistem bahasa matematika modern (Rosa & Orey, 2013). Barton menyatakan bahwa dalam konsepsi ini, etnomatematematika adalah program yang menyelidiki cara-cara di mana kelompok budaya yang berbeda memahami, mengartikulasikan, dan menerapkan konsep dan praktik yang dapat diidentifikasi sebagai praktik matematika (Rosa & Clark, 2011).
Peran etnomatematika dalam pembelajaran matematika di sekolah diantaranya adalah etnomatematika berperan dalam pengajaran geometri dengan cara mengintegrasikan etnomatematika ke dalam pembelajaran geometri (Sunzuma & Maharaj, 2019). Penelitian Achor et al menemukan bahwa etnomatematika terbukti menjadi pendekatan yang layak dalam memperkenalkan pembelajaran yang bermakna (Sunzuma & Maharaj, 2019). Hal ini mungkin karena siswa yang diajarkan dengan pendekatan etnomatik mampu menghubungkan praktik budaya dalam masyarakat mereka dengan pembelajaran. Ini menyiratkan bahwa pendekatan etnomatematika mungkin membantu dalam mengurangi sifat abstrak dari pengajaran dan pembelajaran geometri. Selain itu etnomatematika berperan dalam pengajaran materi pola bilangan. Dalam hal ini siswa dapat mengamati bentuk-bentuk yang ada pada motif batik yang kemudian digunakan dalam pembelajaran matematika materi pola bilangan (Astuti, Purwoko, & Sintiya, 2019). Peran etnomatematika yang lain dalam pembelajaran matematika adalah bermanfaat dalam pembelajaran materi operasi bilangan, kesebangunan, kekongruenan, perbandingan bilangan, dan relasi (Risdiyanti & Prahmana, 2018). Etnomatematika berperan dalam melatih keterampilan berhitung siswa (Febriyanti, Kencanawaty, & Irawan, 2019).

Sumber Bacaan

Astuti, E. P., Purwoko, R. Y., & Sintiya, M. W. (2019). BENTUK ETNOMATEMATIKA PADA BATIK ADIPURWO DALAM PEMBELAJARAN POLA BILANGAN. JOURNAL of MATHEMATICS SCIENCE and EDUCATION. https://doi.org/10.31540/jmse.v1i2.273

Daryanto. (2014). Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Depdiknas. (2006). Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta: Depdiknas.

Ernest, P. (2013). The philosophy of mathematics education. In The Philosophy of Mathematics Education. https://doi.org/10.4324/9780203058923

Febriyanti, C., Kencanawaty, G., & Irawan, A. (2019). ETNOMATEMATIKA PERMAINAN KELERENG. MaPan. https://doi.org/10.24252/mapan.2019v7n1a3

Fitri, Rahman. Penerapan  Strategi  The  Firing  Line  pada  Pembelajaran  Matematika Siswa Kelas XI IPS SMA  Negeri 1 Batiputih. Kolaka: Jurnal Pendidikan  matematika  UNP Vol. 3 No. 1, 2014 hal 18

Freudenthal, H. (1991). Revisiting mathematics education. China Lectures, Dordrecht Kluwer Academic Publishers.

Peni, N. R. (2019). Development Framework of Ethnomathematics Curriculum through Realistic Mathematics Education Approach. IOSR Journal of Research & Method in Education (IOSR-JRME), 9(4), 16–24. https://doi.org/10.9790/1959-0904011624www.iosrjournals.org

Rathburn, M. K. (2015). Building Connections Through Contextualized Learning in an Undergraduate Course on Scientific and Mathematical Literacy. Georgia Educational Researcher, 9(1). https://doi.org/10.20429/ijsotl.2015.090111

Risdiyanti, I., & Prahmana, R. C. I. (2018). Etnomatematika: Eksplorasi dalam Permainan Tradisional Jawa. Journal of Medives : Journal of Mathematics Education IKIP Veteran Semarang. https://doi.org/10.31331/medives.v2i1.562

Rosa, M., & Clark, D. (2011). Ethnomathematics: the cultural aspects of mathematics. Revista Latinoamericana de Etnomatemática.

Rosa, M., & Orey, D. C. (2013). Ethnomodeling as a Research Theoretical Framework on Ethnomathematics and Mathematical Modeling. Journal of Urban Mathematics Education.

Sunzuma, G., & Maharaj, A. (2019). Teacher-related Challenges Affecting the Integration of Ethnomathematics Approaches into the Teaching of Geometry. Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education, 15(9). https://doi.org/10.29333/ejmste/108457



Tidak ada komentar:

Posting Komentar